
Paket Unlimited By.U Sudah Tidak Ada, Pihak Provider Gantung Nasib Paket
Novemberian.com – Paket internet unlimited By.U menghilang dari aplikasi dan membuat pelanggan bertanya-tanya soal nasib layanan tersebut.
Ketiadaan informasi detail dari pihak provider semakin memperbesar rasa kecewa pelanggan setia.
Situasi ini membuka ruang spekulasi di tengah publik mengenai arah kebijakan Telkomsel melalui produk digitalnya tersebut.
By.U selama ini dikenal sebagai layanan serba digital yang menawarkan fleksibilitas paket data sesuai kebutuhan.
Namun, penghapusan mendadak paket unlimited membuat banyak pengguna merasa kehilangan solusi internet hemat yang mereka andalkan sehari-hari.
Dilansir dari KORANBANDUNG, paket unlimited yang sebelumnya ditawarkan dengan kecepatan 1 Mbps, 1,5 Mbps, hingga 2 Mbps, kini tidak lagi bisa dipilih oleh pelanggan.
Kondisi ini menambah daftar panjang perubahan kebijakan By.U yang kerap menuai sorotan publik.
Sebelumnya, provider digital ini sempat dikritik karena kebijakan penggunaan wajar atau FUP sebesar 100 GB yang diterapkan secara mendadak.
Padahal, saat awal peluncuran, By.U menjanjikan paket unlimited tanpa batas pemakaian.
Ketidakkonsistenan tersebut membuat pelanggan merasa dirugikan karena kebijakan baru tidak pernah disosialisasikan dengan transparan.
Dalam unggahan resmi di akun media sosial, pihak By.U hanya meminta pelanggan untuk bersabar menunggu pembaruan layanan.
Namun, keterangan singkat tersebut dianggap tidak cukup untuk meredakan keresahan pengguna yang menggantungkan aktivitas digital pada paket unlimited.
Bagi sebagian besar pelanggan, layanan unlimited menjadi tulang punggung dalam menunjang pekerjaan, belajar, hingga hiburan sehari-hari.
Ketidakpastian mengenai keberlanjutan paket ini membuat banyak pengguna harus mencari alternatif lain agar kebutuhan internet tetap terpenuhi.
Beberapa pengguna menduga penghapusan ini terkait strategi bisnis Telkomsel yang ingin mengalihkan konsumen ke paket kuota reguler.
Spekulasi lain menyebut langkah tersebut diambil demi menjaga kualitas jaringan yang semakin padat oleh lonjakan trafik internet.
Apapun alasannya, publik menilai keputusan tanpa penjelasan detail justru memperburuk kepercayaan terhadap provider.
Di sisi lain, kompetitor By.U justru memanfaatkan situasi ini dengan menawarkan paket internet besar dan kebijakan FUP lebih longgar.
Fenomena ini membuka peluang bagi penyedia layanan lain untuk merebut pasar konsumen yang kecewa.
Industri telekomunikasi sendiri semakin ketat dengan persaingan harga dan inovasi produk yang menuntut transparansi.
Jika By.U tidak segera memberikan kejelasan, risiko kehilangan pengguna setia akan semakin besar.
Kepercayaan konsumen menjadi faktor utama dalam industri layanan digital yang berbasis loyalitas pengguna.
Sekali kepercayaan terguncang, akan sulit mengembalikannya tanpa langkah nyata yang berpihak pada kebutuhan pelanggan.***